Selasa, 09 Maret 2010

LANDASAN DASAR MANHAJ AHLUSSUNNAH WAL JAMA`AH

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahulloh “ Dan para imam ahlissunnah wal jama`ah dan ahlil ilmi dan iman, pada merekalah ilmu dan adil dan rahmah (kasih sayang),
Maka mereka (betul betul ) mengetahui kebenaran yang dengannya mereka mencocoki sunnah rosululloh, dan selamat dari kebid`ahan.


Dan mereka adalah orang orang yang bersikap adil terhadap orang yang keluar (menyimpang -pent) dari sunnah, sekalipun orang tersebut berlaku dholim terhadap mereka, sebagaimana firman Alloh Ta`ala :

يا أيها الذين آمنوا كونوا قوامين لله شهداء بالقسط ولا يجرمنكم شنآن قوم على ألا تعدلوا اعدلوا هو أقرب للتقوى واتقوا الله
إن الله خبير بما تعملون
Wahai orang orang yang beriman jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Alloh, (ketika) menjadi saksi dengan adil, dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil, berlaku adilah karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertakwalah kepada Alloh sesungguhnya Alloh maha teliti terhadap apa yang kalian kerjakan. ( Al Maidah 8 )

Dan merekalah orang orang yang menyayangi makhluq, maka mereka sangat menginginkan kebaikan, hidayah (petunjuk ) dan ilmu bagi manusia, mereka sama sekali tidak menghendaki kejelekan pada manusia, bahkan jika mereka menghukum dan menjelaskan kesalahan orang lain atau kebodohannya atau kedholimannya maka maksud mereka dari semua itu adalah dalam rangka menjelaskan kebenaran dan wujud kasih sayang mereka terhadap manusia, dan juga untuk menegakkan al amru bil ma`ruf dan an nahyu anil munkar, serta agar agama ini seluruhnya hanya untuk Alloh dan supaya kalimat Alloh itulah yang tinggi”.

( Ar Roddu Alal Bakry 2/490, lihat pula At Tabshir Bi Qowa`idit Takfir Syaikh Ali Ibn Hasan Al Atsary).

Sungguh suatu manhaj yang sangat agung, suci dan indah, namun betapa banyak orang yang bangga bernasab dengannya, tapi jauh dari sifat agung yang merupakan landasanya.

Semoga Alloh merahmati Imam As Syafi`i dengan perkataannya :

“ Cukup bagi ilmu fadhilahnya dengan bernasabnya kepadanya seorang yang tidak di dalamnya,
Dan marah bila di tiadakan ilmu dari dirinya.

Dan cukuplah bagi kebodohan itu kejeleknya, ketika berlepas diri darinya orang yang memang di dalamnya,

Dan marah bila dinasabkan kepadanya “.

Beliau juga berkata :

“ Mereka (para sahabat ) adalah di atas kita dalam semua bidang ilmu, dan akal, dan agama, dan fadhilah ( keutamaan ), dan dalam semua sebab yang dengannya di raih ilmu dan di peroleh hidayah (petunjuk), dan pendapat mereka untuk kita jauh lebih baik dari pendapat kita untuk diri kita sendiri. ( Majmu` Fatawa 4/158).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template