Minggu, 28 Februari 2010

SHODAQOH YANG DILALAIKAN BANYAK MANUSIA, TDK KETINGGALAN PULA SEBAGIAN PENUNTUT ILMU

الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين

Amma ba`du, maka ini adalah peringatan –dan berilah peringatan karena peringatan itu bermanfaat untuk orang orang yang beriman- akan suatu shodaqoh yang sangat jarang ana lihat orang yang menunaikannya di negeriku, wallohul musyta`an.


Dan tidaklah –kelalaian –itu kecuali disebabkan dua hal :
1.Ketidak tahuan manusia akan shodaqoh ini, dan ini merupakan sebab utama dari tidak ditunaikannya.
2.Malas untuk menunaikannya atas mereka yang telah memiliki ilmu tentangnya, hal ini berimbas pada teremehkannya sunnah yang Rosululloh –shollallohu alaihi wasallam- sangat anjurkan, dan para ulama telah sebutkan kebagusan kebagusan yang ada padanya dalam kitab kitab mereka –rahimahumulloh-.

Maka –dengan memohon pertolongan Alloh ta`ala- kami sampaikan :

عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه : { أن رجلاً دخل المسجد وقد صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم بأصحابه ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من يتصدق على ذا فيصلي معه ؟ فقام رجل من القوم فصلى معه } .
رواه أحمد ( 3 / 5، 45، 64، 85 ) وأبو داود ( 574 ) والترمذي بمعناه وابن أبي شيبة في المصنف ( 2 / 322 ) والحاكم ( 1 / 209 ) وغيرهم، وصحّحه الحاكم، ووافقه الذهبي والألباني .
Dari Abi Sa`id Al Khudry –Rodhiyallohu `anhu- “bahwa seseorang masuk ke masjid, dan Rosululloh –shollallohu alaihi wasallam- telah selesai sholat bersama para sahabatnya, maka berkata rosululloh –shollallohu alaihi wasallam- “Siapakah yang akan bershodaqoh kepada orang ini dengan sholat bersamanya?, maka berdirilah sesorang dari kaum tadi, lalu sholat bersamanya.(HR Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Abi Syaibah dan lainnya, dishohihkan oleh imam Al Hakim dan disepakati Ad Dzahaby dan Al Albany).

وفي رواية لأحمد : { صلى رسول الله صلى الله عليه وسلم بأصحابه الظهر ، فدخل رجل ...وذكره }

Dan dalam riwayat Imam Ahmad “Rosululloh –shollallohu alaihi wasallam- telah sholat bersama para sahabat sholat dhuhur, lalu masuklah seseorang…. Kemudian menyebutkan lanjutan hadits).

قوله : ( أن رجلاً دخل المسجد )، جاء في لفظ أبي داود " أن رسول الله صلى الله عليه وسلم أبصر رجلا يصلي وحده " .
Ucapannya “bahwa seseorang masuk ke masjid”, dan dalam lafadz Abi Dawud “Rosululloh –shollallohu alaihi wasallam- melihat seseorang sholat sendirian”.

قوله : ( من يتصدق )، جاء في لفظ أبي داود " ألا رجل يتصدق " ، ولفظ الترمذي : " أيكم يتجر على هذا ؟ "
Perkataannya “Siapa yang akan bershodaqoh”, Pada lafadz Abu Dawud “Siapakah seoarang yang mau bershodaqoh”. Dan dalam lafadz Tirmidzi “siapa diantara kalian yang mau berniaga dengan orang ini?!”.
قوله : ( فقام رجل من القوم فصلى معه ) هو أبو بكر الصديق كما بيّن ذلك ابن أبي شيبة .
Perkataannya “Maka berdirilah seseorang dari kaum tersebut lalu sholat bersamanya”, dia adalah Abu Bakar As Shiddiq, sebagaimana diterangkan oleh Ibnu Abi Syaibah.
Hadits tersebut menunjukkan “disyari`atkan sholat bersama (berjama`ah) dengan orang yang sholat sendirian, sekalipun dia tadi sudah sholat bersama jama`ah.
Berkata Ibnu Rif`ah “Sungguh semua telah sepakat, bahwa siapa yang mendapati seseorang sholat sendirian karena tidak mendapati jama`ah, disunnahkan baginya untuk sholat bersama orang tersebut, meskipun dia telah sholat bersama jama`ah.
Berkata Syaikh Ahmad Syakir –Rahimahulloh- dalam ta`liqnya atas sunan Tirmidzi (1/431) “sesungguhnya seorang yang luput atasnya sholat jama`ah karena suatu uzur, lalu bershodaqoh kepadanya salah seorang saudaranya dari jama`ah tersebut dengan sholat bersamanya, sekalipun dia tadi sudah sholat jama`ah, maka orang tersebut akan merasakan dalam dirinya bahwa dia adalah bagian yang satu dari jama`ah tersebut dan dia juga tidak merasa terluputkan atasnya sholat (jama`ah –pent).

Berkata Abu Mu`awiyah (penulis risalah ini) -`Afallohu anhu- dan diantara faidah sunnah yang sudah banyak dilalaikan oleh manusia, adalah memulihkan hati saudara muslim yang terluputkan pahala sholat jama`ah, dan memberikan isyarat pada jiwa akan ukhuwah (persaudaraan) dan tolong menolong (sesama muslim –pent). Sebagaimana sabda Rosululloh –shollallohu alaihi wasallam- “Muslim adalah saudara muslim yang lain, sebagian memperkuat sebagian yang lain”. (HR Bukhori dan Muslim), dan Imam Bukhory menambah dalam riwayatnya “Lalu rosululloh menganyam (dan merekatkan) jari jarinya”.

Dan tidak lupa saya ingatkan bahwa sholat (jama`ah) sekalipun hanya berdua, posisi makmum adalah sejajar lurus disebelah kanan imam, dan tidak mundur sedikit sebagaimana yang dilakukan sebagian orang.
Al Imam Al Bukhory telah membuat bab dalam shohihnya, bab yang ke 27 dalam kitab Al Adzan “Bab berdiri disebelah kanan imam sejajar lurus bila sholat (jama`ah) hanya dua orang”. Kemudian beliau membawakan hadits dari Ibnu Abbas –Rodhiyallohu anhuma- dia Berkata “Aku bermalam di rumah bibi ku Maimunah, lalu Rosululloh sholat isya, kemudian datang dan sholat empat raka`at, lalu beliau tidur, kemudian bangun (untuk sholat), maka aku dating dan berdiri disamping kiri beliau, maka beliau menjadikan posisiku disebelah kanannya, kemudian sholat lima raka`at.
Berkata Al Hafidz dalam Fathul Barri (2-243), “perkataanya (Imam Bukhory) dalam bab “Sawaa-an” (Lurus), yaitu “tidak maju dan tidak mundur”.
Walhamdulillahi bini`matihi tatimmusshoolihaat.

Dinukil dan diterjemahkan dari tulisan Akh Abu Mu`awiyah Al Bairuty tgl 27 Shofar 1431 H, Muntadayat “Kullal Salafiyen”.



2 komentar:

  1. Jazakumullohu Khoiron atas pencerahan-nya.

    BalasHapus
  2. Ijin Sharing Ustadz, jazzakallah khairan.

    BalasHapus

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template