Sabtu, 24 April 2010

SILSILAH AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL JAMA`AH

KUFUR (KEKAFIRAN)

Makna “Kufur” secara bahasa adalah “At Taghthiyah” atau “As Satr” artinya “menutupi”.
Sedangkan “kufur” menurut istilah syar`i adalah “Kebalikan/lawan dari iman”, karena kufur merupakan bentuk tidak adanya keimanan kepada Alloh dan para rosul-Nya -alaihimusalaam-, sama saja apakah disertai pendustaan ataupun tidak, bahkan sekedar ragu, dan bimbang atau berpaling atau hasad atau sombong atau juga mengikuti sebagian hawa nafsu yang menghalanginya dari mengikuti risalah (para rosul) itu juga kekufuran, sekalipun kufurnya orang yang mendustakan adalah bentuk kekafiran yang paling parah, dan semisalnya kufurnya orang yang sebenarnya meyakini kebenaran para rosul –alaihimussalaam- tapi karena hasad, dia tentang dan dustakan. Wa nas-alullohal ``afiyah. (lihat majmu` fatawa –syaikhul islam- 12/335, Aqidatut tauhid hal. 81).


MACAM MACAM KUFUR.

Kufur terbagi menjadi dua macam :
1. Kufur akbar (Kufur Besar) yang mengeluarkan pelakunya dari agama islam.
2. Kufur Asghor (Kufur Kecil), meniadakan sempurnanya iman tapi tidak sampai menghilangkan asal iman, atau kemaksiatan yang dimutlakkan untuknya nama kufur, bersama masih tetapnya sebutan iman bagi pelakunya. Seperti hadits nabi “Mencela orang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kufur”.
Penjelasan.

1. Kufur Akbar, yaitu kekafiran yang sampai mengeluarkan pelakunya dari islam.
• Sebab sebabnya
Seseorang bisa terjatuh kedalam kufur akbar melalui sebab sebab berikut :
a. Qoul (Ucapan), semisal mencela Alloh dan Rosul-Nya –shollallohu alaihi wasallam-, mencela para malaikat Alloh, mengaku dirinya nabi atau rosul, berdoa kepada selain Alloh ta`ala dan lain semisalnya.
b. Al Fi`lu au Al Amal (Perbuatan/amal), seperti sujud kepada berhala atau patung, membuang mushaf Al qur`an ke sampah, atau menginjaknya, dan semisalnya. (Siapa yang meniadakan kufur akbar dengan sebab amal atau perbuatan maka dia telah menyelisihi aqidah ahlussunnah wal jama`ah dan terperosok kepada pemahaman murji-ah yang buruk dan sesat, demikian juga seorang yang menyatakan bahwa semua perbuatan maksiat berarti kufur akbar, maka telah tersesat dan tejerumus kedalam bid`ah khowarij yang sesat dan merusak, maka perhatikanlah…!!!)
c. Al I`tiqod (Keyakinan), semisal meyakini adanya sekutu bagi Alloh, haramnya suatu yang jelas jelas halal atau sebaliknya, juga meyakini bolehnya keluar dari syari`at rosululloh –shollalllohu alaihi wasallam-, dan juga meyakini bahwa ada hukum yang lebih baik dan afdhol dari hukum Alloh ta`ala, dan lain semisalnya.

Jenis jenis kufur akbar.

1. Kufur Takdzib (mendustakan)
2. Kufur istikbar wa ibaa (Sombong dan enggan) sekalipun membenarkan.
3. Kufur I`rodh (berpaling).
4. Kufuf Syak (Ragu ragu).
5. Kufur Nifaq.

PENJELASAN

1. KUFUR TAKDZIB (MENDUSTAKAN).

Yaitu meyakini bahwa para rosul itu dusta dalam apa yang mereka bawa dari risalah Alloh ta`ala. Alloh Ta`ala berfirman :

ومن أظلم ممن افترى على الله كذبا أو كذب بالحق لما جاءه أليس في جهنم مثوى للكافرين. ( العنكبوت 68 )
Dan siapakah yang lebih dholim (kufur) dari seorang yang membuat kedustaan atas Alloh atau mendustakan kebenaran ketika telah datang kepadanya, bukankah jahannam itu tempat kembali bagi orang orang kafir.

Dan kufur jenis ini sangat sedikit terjadi pada orang orang kafir dibanding jenis yang lainnya, hal itu dikarenakan Alloh ta`ala memperkuat para rosul-Nya –alaihimussalaam- dengan mukjizat mukjizat, dan memberinya hujjah hujjah (bukti bukti kuat) dan tanda tanda akan benar dan jujurnya mereka (para rosul) sampai pada tingkat yang sangat jelas dan tidak menyisakan sedikitpun uzur. Alloh ta`ala menyatakan :

قد نعلم إنه ليحزنك الذي يقولون فإنهم لا يكذبونك ولكن الظالمين بآيات الله يجحدون. الأنعام : 33
Sungguh Kami mengetahui bahwa apa yang mereka katakana itu menyedihkan hatimu (Muhammad), (Janganlah bersedih hati), karena sebenarna mereka bukan mendustakan engkau, tetapi orang dholim itu mengingkari ayat ayat Alloh.

Dan Alloh juga menyatakan tentang Fir`aun dan kaumnya dalam firman-Nya :

وجحدوا بها واستيقنتها أنفسهم ظلما وعلوا فانظر كيف كان عاقبة المفسدين.النمل: 14

Dan mereka mengingkarinya karena kedholiman dan kesombongannya, padahal hati hati mereka meyakini (kebenaran Musa), maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang orang yang membuat kerusakan.

2. KUFUR ISTIKBAR (SOMBONG) DAN IBAA (ENGGAN).

Yaitu tidak mau tunduk patuh terhadap kebenaran, bersama penetapan dan pengakuannya terhadap kebenaran tersebut.

Ini sebagaimana kufurnya iblis, dia tidak melawan perintah Alloh ta`ala dan tidak pula mendustakannya, juga tidak menghadapinya dengan mengingkari perintah tersebut. Tapi iblis menyambut perintah Alloh tersebut dengan sikap enggan untuk melaksankannya dan menyombongkan diri dengan mempertentangkan hikmah perintah Alloh tersebut dengan pendapat pendapatnya sendiri. Alloh ta`ala menyebutkan dalam Al Qur`an :
ولقد خلقناكم ثم صورناكم ثم قلنا للملائكة اسجدوا لآدم فسجدوا إلا إبليس لم يكن من الساجدين. قال ما منعك ألا تسجد إذ أمرتك قال أنا خير منه خلقتني من نار وخلقته من طين. الأعراف : 11 – 12
Dan sungguh Kami telah menciptakan kamu, kemudian membentuk (tubuh)mu, kemudian Kami berfirman kepada para Malaikat “Bersujudlah kalian kepada Adam”, maka merekapun sujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang sujud. Alloh berfirman “Apakah yang menghalangimu tidak mau sujud kepada Adam ketika aku memerintahmu..?!, Iblis menjawab “aku lebih baik dari dia, Engkau ciptakan aku dari api, sedang Engkau ciptakan dia dari tanah”.

وإذ قلنا للملائكة اسجدوا لآدم فسجدوا إلا إبليس قال أأسجد لمن خلقت طينا. الاسراء 61
Dan ingatlah ketika Kami berkata kepada para Malaikat “Sujudlah kalian kepada Adam..!”, maka merekapun sujud, kecuali iblis, dia berkata “Apakah aku akan sujud kepada seorang yang Engkau ciptakan dari tanah..?!”.


قال يا إبليس ما لك ألا تكون مع الساجدين. قال لم أكن لأسجد لبشر خلقته من صلصال من حمأ مسنون. الحجر 33

Dan (alloh) berfirman “ Wahai iblis..!! apa sebabnya kamu (tidak ikut) sujud bersama mereka.? . Iblis berkata “Aku sekali kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”

وإذ قلنا للملائكة اسجدوا لآدم فسجدوا إلا إبليس أبى واستكبر وكان من الكافرين. البقرة 34
Dan ingatlah..! ketika Kami berfirman kepada para Malaikat “sujudlah kamu kepada Adam..!”, maka merekapun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan Ia termasuk golongan orang orang yang kafir.

Masuk dalam jenis kufur ini adalah kufurnya orang yang mengenal kebenaran rasul Alloh, tapi dia hadapi dengan enggan dan sombong, sebagaimana Fir`aun dan kaumnya yang mereka mengatakan, sebagaimana dalam ayat Alloh :

ثم أرسلنا موسى وأخاه هارون بآياتنا وسلطان مبين. إلى فرعون وملئه فاستكبروا وكانوا قوما عالين . فقالوا أنؤمن لبشرين مثلنا وقومهما لنا عابدون. المؤمنون 45-47

Kemudian Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda tanda (kebesaran) Kami dan bukti yang nyata. Kepada Fir`aun dan para pemuka kaumnya, tetapi mereka angkuh dan mereka memang kaum yang sombong. Maka mereka berkata “apakah (pantas) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita, padahal kaum mereka (bani isroil) adalah orang orang yang menghambakan diri kepada kita..?.
Ibnul Qoyyim menyatakan “Kalau keingkaran ini disebut juga kufur takdzib (mendustakan) maka benar, yaitu mendustakan dengan lisan”.

Dan juga semisal kufurnya umat umat dahulu yang berkata kepada para rosul yang Alloh utus kepada mereka, sebagaimana yang Alloh firmankan.

قالوا إن أنتم إلا بشر مثلنا تريدون أن تصدونا عما كان يعبد آباؤنا فأتونا بسلطان مبين

Mereka berkata “kamu hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu ingin menghalangi kami (menyembah) apa yang dari dahulu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami bukti yang nyata. (Ibrohim 10).

Juga masuk dalam jenis ini kufurnya Yahudi. Alloh berfirman :

فلما جاءهم ما عرفوا كفروا به فلعنة الله على الكافرين. البقرة 89

Ternyata setelah sampai kepada mereka apa yang telah mereka katahui, mereka mengingkarinya. Maka laknat Alloh bagi orang orang yang inkar.

الذين آتيناهم الكتاب يعرفونه كما يعرفون أبناءهم وإن فريقا منهم ليكتمون الحق وهم يعلمون. البقرة 146
Orang orang yang telah Kami beri kitab (Taurot dan Injil), mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran padahal mereka mengetahuinya.

Ini juga jenis kekafiran Abu Tholib. Abu Tholib meskipun ia membenarkan rosululloh –shollallohu alaihi wasallam- dan tidak ragu akan kejujuran rosululloh, tapi dia terkalahkan oleh patriotisme kabilah, dan pengagungan leluhur kalau sampai membenci dan meninggalkan ajaran mereka, serta menyatakan kekafiran leluhurnya tersebut.
Karena itu perhatikanlah wahai saudarakau…!!!, termasuk bahaya yang berakibat sangat fatal yaitu kekafiran dan akhir hidup yang buruk, bila seorang sangat mengagungkan warisan dan ajaran leluhur yang jelas jelas menabrak syari`at islam bahkan dengan hal yang sangat asasi dalam islam yaitu tauhid. Dan alangkah banyaknya orang orang seperti ini… laa haula walaa quwwata illa billah.

3. KUFUR I`RODH (BERPALING).

Yakni berpaling hati dan pendengarannya dari rosululloh –shollallohu alaihi wasallam-. Tidak membenarkan rosululloh juga tidak mendustakannya, tidak loyal juga tidak memusuhi, dan sama sekali tidak punya perhatian terhadapnya dan apa yang dibawanya. Pokoknya tidak urus dan tidak mau tahu, berpaling darinya.

Seperti perkataan salah seorang dari bani abdu yalil kepada rosululloh –shollallohu alaihi wasallam- ketika beliau menyampaikan islam kepadanya, dia berkata “demi Alloh aku sampaikan kepadamu satu kalimat “jika engkau (dan apa yang engkau sampaikan) benar, maka engkau sangat mulia dalam pandanganku untuk aku membantahmu, dan jika engkau dusta, maka engkau sangat rendah untuk aku berbicara denganmu”. (Riwayat ini sebagian ulama menghukumi lemah).

Alloh ta`ala berfirman :
والذين كفروا عما أنذروا معرضون. الأحقاف 3
Namun orang orang kafir berpaling dari peringatan yang disampaikan kepada mereka.

4.KUFUR SYAK (RAGU RAGU).

Yaitu tidak memastikan perihal rosululloh –shollallohu alaihi wasallam apakah beliau itu jujur dan benar atau dusta. Tapi dia ragu ragu perihal rosululloh. Sedang seorang itu tidak akan terus menerus dalam keraguan perihal rosululloh –shollallohu alaihi wasallam- kacuali jika dia bawa dirinya untuk berpaling secara total, sehingga tidak mau mendengar, melihat dan memperhatikan tanda tanda akan kejujuran dan kebenaran rosululloh –shollallohu alaihi wasallam-.
Adapun seorang yang mau melihat dan memperhatikan bukti bukti akan kebenaran rosululloh –shollallohu alihi wasallam- tentu akan hilang keraguan tersebut tanpa tersisa sedikitpun, karena tanda dan bukti bukti tersebut memastikan akan benar dan jujurnya rosululloh –shollallohu alaihi wasallam-, lebih lebih bila dikumpulkan semua bukti bukti tersebut. Karena keakuratan bukti dan yang ditunjukan olehnya akan jujur dan benarnya rosululloh, semisal jelasnya matahari pada siang bolong.

5. KUFUR NIFAQ.

Yaitu menampakan keimanan dengan lisannya dan menyembunyikan pendustaan dalam hatinya. Dan ini yang dimaksud dengan NIFAQ AKBAR (Nifaq besar) atau nifaq i`tiqody. Alloh berfirman :

إن المنافقين في الدرك الأسفل من النار ولن تجد لهم نصيرا. النساء 145
Sesungguhnya orang orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka, dan kamu tidak akan mendapatkan seorang penolongpun bagi mereka.
ذلك بأنهم آمنوا ثم كفروا فطبع على قلوبهم فهم لا يفقهون. المنافقون 3
Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian kafir maka hati mereka dikunci, sehingga mereka tidak dapat mengerti.

Adapun KUFRUL JUHUD (mengingkari), ada dua macam :

1. Kekafiran yang mutlak menyeluruh.
2. Kekafiran yang terbatasi dan khusus.

Maksud dari jenis yang pertama (kufur yang mutlak menyeluruh) adalah, mengingkari secara menyeluruh apa yang Alloh turunkan dari syari`at nya, dan diutusnya rosululloh -shollallohu alaihi wasallam-. Tidak terbatas pada satu syari`at tertentu tanpa yang lainnya.
Sedang yang kedua, (kufur yang terbatas dan khusus) adalah semisal sengaja mengingkari salah satu kewajiban dari kewajiban kewajiban dalam islam, atau keharaman dari keharaman keharamannya, atau salah satu dari sifat sifat Alloh, atau kabar dari kabar kabar yang Alloh dan rosul-Nya kabarkan dengannya. Dan juga mendahulukan ucapan orang yang menyelisihi Alloh –karena suatu tujuan dari tujuan tujuan yang diinginkan-. Demikian uraian singkat ini, semoga Alloh menjauhkan kita dari jaring- jaring kekafiran.
(Lihat uraian ini pada kitab Madarijus Salikin, karya Imam Ibnul Qoyyim, juz 1hal 337-338 . Lihat juga “At Tabsyir bi qowaidit takfir, karya As Syaikh Al Muhadits Ali Bin Hasan Al Halaby hal 63 - 69).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template